KELAINAN DAN GANGGUAN PADA SISTEM SIKULASI
1.
Varises
Varises
merupakan suatu pelebaran pada pembuluh balik (vena) yang sering terjadi pada
bagian bawah tubuh, seperti pembuluh balik pada kaki (betis) yang menyebabkan
sirkulasi darah menjadi tidak lancar. Akibat pelebaran ini, maka vena tampak berkelok-kelok dan berwarna biru. Hal ini
terjadi karena katup-katup pada vena menjadi lemah sehingga aliran darah ke
jantung terhambat dan beban vena menjadi berat. Penyebabnya dapat terjadi
karena faktor bawaan sejak lahir atau karena sering berdiri, kehamilan dan
tumor. Vena bagian dalam jarang terkena varises karena terlindungi oleh otot
tulang. Gejalanya pegal-pegal, panas dan lelah pada tungkai.
Bila varises
terjadi di daerah anus, maka disebut ambeien atau wasir atau haemorhoid.
Penyebabnya adalah aliran darah yang tidak lancar. Ini sering dialami
oleh seseorang yang banyak melakukan kegiatan dengan berdiri dan sering
pula dialami wanita yang sedang hamil atau sering mengalami sembelit,
sukar buang air besar sehingga mengedan terlalu keras.
Gambar
1. Penyakit Varises
2.
Hipertensi
Hipertensi atau
tekanan darah tinggi terjadi jika tekanan darah sistole dan diastole di
atas normal, yaitu sistole lebih besar dari 140 mm Hg atau tekanan diastole
lebih besar dari 99 mmHg. Tekanan darah yang ideal adalah tekanan sistole
120 mmHg, dan tekanan diastole 80 mmHg. Penyebabnya antara lain adalah
penyakit ginjal, banyak merokok, kegemukan, gangguan dalam transpor garam-garam
dan hormon. Tetapi dapat pula karena faktor keturunan.
Hipertensi
dapat menyebabkan jantung harus bekerja keras sehingga otot-ototnya menebal,
beban terhadap arteri semakin besar
sehingga mudah pecah. Bila arteri yang menuju otak pecah dapat menimbulkan stroke.
Hipertensi ditandai dengan badan lemah, pusing, napas pendek, dan
palpitasi jantung.
Gambar 2. Penyakit Hipertensi
3.
Hipotensi
Hipotensi atau
tekanan darah rendah merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan
sistole dan diastolnya di bawah ukuran normal (<90/70 mmHg). Tekanan
darah rendah ditandai dengan gejala mudah pusing ketika bangun tidur, badan cepat
lelah atau lesu, tangan dan kaki terasa dingin, mata berkunang-kunang
terutama setelah jongkok lalu berdiri, atau pingsan. Hipotensi dapat disebabkan
oleh pendarahan, diare yang disertai muntah, kekurangan mineral dalam makanan
(diet terlalu ketat), atau mengkonsumsi obat penurun tekanan darah secara
berlebihan.
4.
Gagal
jantung
Gagal jantung
adalah kondisi menurunnya kekuatan kontraksi jantung sehingga terjadi gangguan
pada volume peredaran darah ke seluruh tubuh. Gejalanya berupa cepat lelah,
sesak nafas, bengkak pada kaki (oedema) dan pembengkakan pada paru-paru dan
jantung akibat tertimbunnya darah pada organ-organ tubuh tersebut.
Gambar 3. Penyakit Gagal
ginjal
5.
Anemia
Anemia merupakan
suatu keadaan dari penderita yang kekurangan eritrosit terutama unsur
hemoglobin di dalam tubuh. Oleh karena itu, ada yang menyebutnya penyakit
kurang darah. Jumlah eritrosit normal adalah 5,3 juta/mm3 darah.
Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan oksigen (O2)
menuju jaringan menurun, sehingga mengganggu fungsi kerja sel. Gejala
anemia antara lain ditandai dengan muka penderita pucat, cepat lelah,
sakit kepala, timbulnya bintik-bintik hitam pada mata, jantung berdebar,
dan denyut nadi meningkat.
Anemia dapat
terjadi juga apabila kita terluka dan kehilangan banyak darah. Sehingga
cara yang bisa dilakukan adalah transfusi darah. Kurangnya zat seperti zat
besi (Fe) dan vitamin B12 juga bisa menyebabkan anemia.
Selain itu, ada pula anemia yang terjadi secara genetis.
Misalnya thalasemia dan anemia bulan sabit (siclema).
Thalasemia merupakan
suatu kelainan pada eritrosit, sehingga selnya mudah rapuh dan cepat
rusak. Ini terjadi karena sel-selnya tidak mampu mensintesis rantai
polipeptida alfa (α) dan rantai polipeptida beta (β) dengan cukup,
sehingga hemoglobin tidak terbentuk. Thalasemia merupakan penyakit menurun,
penderita thalasemia umumnya memiliki jumlah hemoglobin yang kurang bahkan
hampir tidak ada sama sekali. Oleh karenanya, penderita thalasemia melakukan
transfusi darah secara rutin. Gejala penyakitnya bervariasi, dapat berupa
anemia, pembesaran limpa dan hati atau pembentukan tulang muka yang abnormal.
Limpa
berfungsi membersihkan sel darah yang rusak. Pembesaran limpa penderita
thalasemia terjadi karena sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga
kerja limpa sangat berat. Selain itu, tugas limpa juga lebih diperberat untuk
memproduksi sel merah lebih banyak. Sedangkan tulang muka merupakan tulang pipih.
Tulang pipih berfungsi memproduksi sel darah, akibat thalasemia tulang pipih
akan berusaha memproduksi sel darah merah sebanyak-banyaknya hingga terjadi
pembesaran tulang pipih. Pada muka hal ini dapat dilihat dengan jelas karena
adanya penonjolan dahi, menjauhnya jarak antara kedua mata dan menonjolnya
tulang pipi.
Sementara
itu, anemia bulan sabit (cicle cell anemia) merupakan anemia
yang sel-selnya mengandung tipe hemoglobin abnormal, yang disebut hemoglobin
S. Apabila hemoglobin S ini berikatan dengan oksigen (O2)
yang berkonsentrasi rendah, Hb S membentuk gel, sehingga menyebabkan perubahan
bentuk (sickling) eritrosit. Sel ini kurang fleksibel dan cenderung
mengalami fragmentasi, dan terdapat peningkatan laju pemecahan eritrosit oleh
makrofag. Hemoglobin yang membentuk gel tersebut juga akan merusak membran sel
sehingga sel tersebut menjadi lebih rapuh. Varian Hb S diwariskan dengan cara
Mendelian. Keturunan heterozigot dengan Hb S kurang dari 40% biasanya tidak
memberikan gejala (sickle cell trait). Keturunan homozigot dengan lebih
dari 70% Hb S mengalami anemia sel sabit penuh.
Gambar 4. Penyakit Anemia
6.
Leukemia
Leukemia
adalah pertumbuhan leukosit yang abnormal pada jaringan yang memproduksi sel
darah putih. Penyebabnya antara lain terpapar sinar radioaktif, virus, zat
kimia beracun dan kerentanan bawaan pada keluarga tertentu. Gejalanya dapat
berupa anemia, berkurangnya trombosit sehingga penderita menjadi pucat, lesu,
kulit mudah memar bila terbentur, pendarahan hidung, berat badan turun, sering
demam dan berkeringat di malam hari. Leukemia atau kanker darah merupakan
suatu keadaan berupa kelebihan produksi leukosit. Leukimia disebabkan oleh
keadaan sumsum tulang atau jaringan limfa yang abnormal, sehingga
produksi leukosit berlipat ganda.
Di dalam
dunia medis, gangguan leukemia ini sukar diobati. Namun, cara yang
seringkali dilakukan adalah dengan sinar X, kemoterapi atau terkadang
diperlukan transplantasi (pencangkokan) sel-sel mieoloid. Kebalikan leukimia
adalah agranulositosis, yakni kekurangan leukosit. Akibat yang
ditimbulkan adalah daya tahan tubuh terhadap penyakit menurun.
Gambar 5.
Penyakit Leukimia
7.
Polisetemia
Polisetemia merupakan
suatu keadaan kelebihan produksi eritrosit dalam tubuh seseorang. Darah
penderita menjadi kental, sehingga memperlambat aliran darah di dalam
pembuluh atau dapat juga membentuk gumpalan di dalam darah. Gumpalan darah
dapat menyebabkan ganggren/kematian jaringan jika terjadi pada
jantung, sehingga dapat menyebabkan kematian bagi penderita.
Gejala yang ditimbulkannya dapat berupa sakit kepala dan
pusing-pusing.
Gambar 6.
Penyakit Polisetemia
8.
Hemofilia
Hemofilia merupakan
penyakit keturunan dengan gejala pendarahan yang sukar dihentikan. Sebanyak 85%
dari penyakit ini disebabkan oleh defisiensi faktor VIII. Jenis hemofilia
ini disebut hemofilia A atau hemofilia klasik. Sebanyak 15% pasien sisanya
kecenderungan perdarahan disebabkan oleh defisiensi faktor IX. Kedua
faktor tersebut diturunkan secara resesif melalui kromosom wanita.
Dinamakan filia
karena paling sedikit satu dari kedua kromosom X-nya mempunyai gen-gen
yang sempurna. Namun demikian bila salah satu kromosom X-nya mengalami
defisiensi, maka akan menurunkan penyakit tersebut kepada separuh anak
laki-laki. Hemofilia
Tipe C. Tipe ini disebabkan kurangnya faktor XI dalam darah, yang berperan
dalam pembekuan darah. Biasanya pengidap hemofilia tipe ini mengalami gejala
yang ringan. Hemofilia juga dapat diturunkan dari orang tua pada anaknya. Anak
perempuan memilikikromosom X dan X, sementara anak lelaki X dan Y.
Pengobatan hemofilia Pengobatan hemofilia berbeda-beda,
bergantung pada tipe yang diidap. Untuk hemofilia tipe A yang ringan dan
sedang, diberikan injeksi hormon. Hormon ini dapat merangsang aktifnya komponen
pembekuan darah. Untuk tipe A dan B yang termasuk parah, dilakukan transfusi
cairan yang mengandung komponen pembekuan darah. Sementara, untuk tipe C,
penanganannya berupa pemberian cairanplasma darah melalui infus.
Gambar 7.
Penyakit Hemofilia
9.
Trombositopenia
Kelainan ini
ditandai dengan sedikitnya jumlah trombosit di dalam sistem peredaran
darah. Penderita trombositopenia cenderung mengalami pendarahan seperti
halnya pada hemofilia. Bedanya ialah pendarahan trombositopenia berasal
dari kapiler-kapiler kecil, dan bukan dari pembuluh besar seperti yang
terjadi pada hemofilia. Sebagai akibat kelainan ini, timbul bintik-bintik
pendarahan di seluruh jaringan tubuh. Kulit penderita menampakkan
bercak-bercak kecil berwarna ungu, sehingga penyakit itu disebut
trombositopenia purpura. Sedangkan kelainan yang ditandai dengan banyaknya
jumlah trombosit disebut trombositosis.
Gambar 8.
Penyakit Trombositopenia
10.
Hipertrofi
Kardiomiopati
Hipertrofi
Kardiomiopati (Hypertrophic Cardiomyopathy) merupakan sekumpulan
penyakit jantung yang ditandai dengan adanya penebalan pada
dinding ventrikel. Hipertrofi merupakan suatu keadaan menebalnya otot-otot
jantung sebagai akibat katup-katup jantung tidak berfungsi sehingga
jantung bekerja ekstra. Akibatnya, saat tertentu, jantung tidak dapat
lagi memberi cukup oksigen (O2) terhadap jaringan.
Gambar
9. Penyakit Hipertrofi Kardiomiopati
11.
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit
jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh gangguan
aliran darah pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner adalah
pembuluh darah arteri dan vena, yang mengalirkan darah dari dan ke
jantung. Pemicunya adalah arteriosklerosis, yaitu pengerasan pembuluh nadi
(arteri) akibat endapan lemak. Sementara, arterosklerosis adalah
pengerasan pembuluh nadi (arteri) akibat endapan zat kapur.
Gambar
10. Penyakit Jatung koroner
12.
Embolisme
Koroner
Embolisme koroner merupakan
suatu gangguan pada arteri koroner yang mengakibatkan pembuluh terisi oleh
bekuan darah secara mendadak. Bekuan darah ini berasal dari bagian tubuh
lain yang terbawa oleh aliran darah menuju arteri koroner.
Gambar
11. Penyakit Emolisme koroner
13.
Penyakit Kaki Gajah (Elephantiasis)
Penyakit kaki
gajah disebabkan karena larva cacing filaria. Larva cacing filaria
ini masuk ke dalam darah melalui gigitan nyamuk Culex sp. Larva
ini kemudian terbawa dalam peredaran darah. Di dalam pembuluh getah bening
(limfa) larva akan menetas menjadi cacing. Cacing-cacing tersebut akan
menyumbat saluran limfa dan menyebabkan pecahnya saluran limfa. Cairan
limfa yang keluar dari saluran inilah yang akan mengisi jaringan di bagian
kaki sehingga kaki menjadi bengkak.
Gambar
12. Penyakit kaki gajah
14. Atherosklerosis Dan Arteriosklerosis
Atherosklerosis merupakan penimbunan lemak pada arteri
sedangkan arteriosklerosis adalah penimbunan zat kapur/kalsium di dinding
arteri sehingga mengeras.
Gambar
13. Penyakit Atherosklerosis
15. Stroke
Stroke merupakan
penyakit yang diakibatkan arteri yang menuju ke otak pecah atau tertutup oleh
embolus sehingga sebagian otak kekurangaan suplai O2.
16. Eryrroblastosis
foetalisEryrroblastosis foetalis (Penyakit Kuning pada Bayi)
Penyakit kuning pada bayi yang disebabkan olehkerusakan
sel-sel darah oleh antibodi Rhesus ibu. Erythroblastosis fetalis adalah
peningkatanpenghancuran sel darah merah janin akibat antibodi(sel pertahanan
tubuh) ibu yang masuk ke janin lewatplasenta dan menghancurkan antigen (tanda
pengenalbenda asing) yang terdapat di sel darah merah janin.Penyakit ini
penyebab penting terjadinya anemia(kurang darah) dan jaundice (bayi kuning)
pada bayibaru lahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar